Palu, UPDATEHARIAN.COM – Debat pertama calon gubernur (Cagub) Sulawesi Tengah yang berlangsung pada 16 Oktober 2024 di Jakarta, mendapat beragam tanggapan, terutama terkait visi dan misi yang disampaikan oleh ketiga pasangan calon.
Menurut pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Tadulako, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si, meskipun visi dan misi disampaikan dengan baik, masih terdapat kekurangan dalam menjelaskan isu-isu strategis secara konkret dan operasional.
Pak Slamet menyoroti beberapa hal penting yang memerlukan penjelasan lebih mendalam, seperti sektor pariwisata dan kesiapan Sulawesi Tengah sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN),
“Selain akses jalan menuju objek wisata, atraksi yang ditampilkan dalam setiap event perlu lebih selektif agar mampu menarik minat wisatawan mancanegara,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kesiapan Sulawesi Tengah sebagai penyangga IKN memerlukan peta jalan (road map) yang jelas untuk menciptakan sinergi antara program dan perencanaan di tingkat kabupaten/kota,
“Tanpa road map yang jelas, sulit untuk memastikan koordinasi dan keberhasilan dalam mendukung IKN,” lanjut Pak Slamet.
Selain itu, dukungan dana menjadi salah satu kendala utama yang cenderung belum tereksplorasi dalam debat,
“Upaya dan langkah kebijakan untuk mendapatkan pembiayaan sangat penting untuk memajukan daerah dan menyelesaikan berbagai masalah, namun hal ini kurang mendapat perhatian dalam perdebatan,” ujarnya.
Pak Slamet berharap debat selanjutnya dapat menggali lebih dalam isu-isu strategis yang relevan bagi kemajuan Sulawesi Tengah, dengan fokus pada solusi nyata yang dapat direalisasikan.