PALU, UPDATEHARIAN.COM — Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai bahwa kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah hingga April 2024 tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Budi Hamdani, Kepala Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Provinsi Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank, dan pasar modal di Sulteng pada April 2024 tumbuh positif.
Hal ini seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.
Pada posisi April 2024, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif dua digit secara year-on-year, dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp69,26 triliun (15,36 persen yoy), penyaluran kredit sebesar Rp52,44 triliun (18,43 persen yoy), dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp34,55 triliun (12,91 persen yoy).
Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 151,22 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan non-performing loan sebesar 1,79 persen.
Ia menambahkan, kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan. Nilai aset tercatat sebesar Rp3,14 triliun (15,44 persen yoy), pembiayaan syariah menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sebesar 15,70 persen yoy menjadi Rp2,80 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 25,45 persen yoy menjadi Rp2,07 triliun.
“Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM. Pada April 2024, posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp16,62 triliun atau tumbuh 15,98 persen yoy dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 3,10 persen atau masih di bawah ambang batas 5 persen,” katanya kepada media ini, Rabu (26/6).