Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Banjir Watusampu: WALHI dan JATAM Tantang Tindakan Walikota Palu dan Gubernur Sulteng

×

Banjir Watusampu: WALHI dan JATAM Tantang Tindakan Walikota Palu dan Gubernur Sulteng

Sebarkan artikel ini
Suasana Banjir di Watusampu, Ulu Jadi, Kota Palu. FOTO: IST
Suasana Banjir di Watusampu, Ulu Jadi, Kota Palu. FOTO: IST

Palu, UPDATEHARIAN.COM – Setelah bulan lalu Kelurahan Buluri dilanda banjir, kini giliran Kelurahan Watusampu, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, yang mengalami bencana serupa pada Minggu (01/09/2024).

Banjir yang terus menerus melanda wilayah pesisir Palu-Donggala ini, selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga diduga karena aktivitas penambangan batu dan pasir yang masif di sepanjang pesisir Palu-Donggala.

Advertising
Contact Us

Koordinator JATAM Sulteng, Upik, menyatakan bahwa banjir yang terus berulang ini seharusnya menjadi peringatan bahwa daya dukung lingkungan di sepanjang pesisir Palu-Donggala sudah tidak memadai lagi untuk izin pertambangan.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kota Palu, dan Kabupaten Donggala perlu melakukan tindakan nyata dengan mengevaluasi seluruh izin pertambangan yang saat ini beroperasi.

“Selain evaluasi, harus melakukan audit lingkungan terkait daya tampung dan daya dukung lingkungan di sepanjang pesisir Palu-Donggala akibat kegiatan pertambangan,” jelas Upik.

JATAM Sulteng mendesak agar pemerintah bertanggung jawab terkait masalah ini, karena izin tambang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.

Baca Juga  Pemkot Palu Dorong Gerakan Tanam Bawang Merah Atasi Inflasi

Yusman, aktivis Walhi Sulteng, juga mengungkapkan bahwa banjir di Kelurahan Watusampu pada Minggu (01/09/2024) disebabkan oleh padatnya aktivitas tambang galian C. Ia mempertanyakan progres pertemuan Wali Kota Palu dengan pengusaha tambang yang beroperasi di kota Palu bulan lalu.

Walhi Sulteng meminta agar Gubernur Sulteng, Walikota Palu, dan Bupati Donggala serius menangani tambang galian C di sepanjang Palu-Donggala.

Yusman juga menyatakan kekesalannya terhadap tambang-tambang yang seolah kebal hukum, meskipun lokasinya dekat dengan kantor pemerintah. Masyarakat setiap hari mengeluh tentang debu dan banjir yang terjadi akibat tambang-tambang tersebut.