PALU, UPDATEHARIAN.COM — Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rony Hartawan, memimpin dialog ekonomi terkini di provinsi tersebut, bertatap muka bersama akademisi Universitas Tadulako (Untad) pekan lalu.
Diskusi itu menghadirkan Ekonom Yunior BI, M. Rifhal Julian dan Akbar Hidayat, serta beberapa akademisi Untad yang berpengaruh seperti Dr. Muzakir, Ketua ISEI Cabang Palu; Moh Ahlis Djirimu, Ph.D, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Tadulako; dan Prof. Dr.rer.pol. Patta Tope.
Rony menyatakan bahwa diskusi ini adalah bentuk tindak lanjut dari arahan Rapat Dewan Gubernur BI.
“Diskusi ini dilakukan secara rutin dan bertujuan untuk mendukung Bank Indonesia dalam menyusun bahan asesmen ekonomi daerah dengan fokus pada perkembangan kondisi ekonomi nasional dan regional, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah,” jelas Rony.
Beberapa bahasan utama diskusi meliputi inflasi bahan pokok, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan isu spesifik seperti harga tiket pesawat serta pariwisata.
Topik-topik yang disoroti mencerminkan tekad BI dalam mendongkrak perekonomian Sulawesi Tengah.
Di tahun 2024, kendati pertumbuhan ekonomi tahunan sedikit melandai, Provinsi Sulawesi Tengah tetap mampu menjaga kestabilan makroekonomi dengan baik.
“Prospek pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah di triwulan keempat 2024 terlihat positif, terutama di lapangan usaha industri pengolahan, utamanya disokong oleh industri nikel yang menjanjikan,” jelas Rony.
Namun, tantangan inflasi masih ada, terutama dalam hal distribusi bahan pokok yang berdampak pada harga kebutuhan.
Untuk itu, BI terus berupaya meningkatkan konektivitas antardaerah guna memperpendek jalur distribusi perdagangan.
“Selain itu, sebagai salah satu bentuk usaha mengatasi permasalahan harga bahan pokok tersebut, turut diusulkan untuk dilakukan penyeragaman kalender tanam yang merupakan langkah penting untuk mendukung kegiatan ekonomi dan mengurangi harga,” ujarnya.
Dalam hasil diskusi tersebut, disepakati pembentukan Forum Industri Pariwisata Sulawesi Tengah yang akan dilaksanakan awal 2025, guna merancang layanan penerbangan serta infrastruktur pendukung pariwisata Sulawesi Tengah.
Selain itu, direncanakan pula kajian mengenai distribusi komoditas seperti beras, ikan selar, cabai, dan BBM untuk menyusun neraca pangan Sulawesi Tengah.