UPDATEHARIAN.COM – Menjelang pemilihan gubernur Sulawesi Tengah 2024, sejumlah bakal calon gubernur semakin gencar menggunakan berbagai strategi kampanye untuk menarik perhatian masyarakat. Salah satu strategi yang menonjol adalah mengundang band dan artis dalam acara kampanye mereka. Namun langkah ini menuai pandangan dari pengamat politik dan kebijakan publik.
Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si, seorang pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Tadulako, menyampaikan pandangannya terkait bakal calon gubernur yang sedang berkontestasi. Menurutnya tidak masalah menghadirkan artis dalam kampanye hanya untuk menarik perhatian masyarakat.
“Menurut pengamatan saya, rata-rata masyarakat yang hadir itu hanya untuk menyaksikan artisnya saja, itu juga tidak disalahkan karena itu strategi. kan kembali lagi kepada masyarakat yang memilih. masyarakat memiliki hak untuk menentukan pilihan, tetapi tidak bisa juga memilih berlandaskan artis siapa yang diundang”, Jelas Prof. Dr. Slamet Riadi.
Prof. Dr. Slamet menambahkan bahwa kampanye seharusnya menjadi ajang bagi para bakal calon untuk menyampaikan visi, misi dan solusi yang mereka tawarkan untuk masalah-masalah di Sulawesi Tengah.
“Tantangan terbesar di Sulawesi Tengah adalah bagaimana mengatasi ketimpangan pembangunan, memperkuat sektor ekonomi lokal, dan menjaga kelestarian lingkungan. Ini yang seharusnya lebih ditekankan dalam kampanye, bukan sekadar menarik perhatian melalui hiburan, meskipun itu bagian dari strategi” tegasnya.
Meski begitu, Prof. Dr. Slamet mengakui bahwa dalam konteks politik modern, menggabungkan elemen hiburan dengan kampanye politik dapat menjadi alat yang kuat untuk menjangkau lebih banyak pemilih.
“Namun, kita harus pintar dalam memilih, karena ini untuk Sulawesi Tengah 5 tahun kedepan. Jangan sampai kita berdosa secara politik kalau hanya melihat dari sisi siapa yang diundang dalam konser itu”, tambahnya.
Prof. Dr. Slamet juga menyampaikan terkhusus untuk generasi muda yang akan memilih nantinya, agar lebih bijak dalam menentukan pilihan.
“Generasi muda harus lebih cerdas dalam memilih, apalagi kalau dari kalangan akademisi, maka mereka harus berpikir rasional. yang harus dipotret itu program-program, gagasannya dan harus dikalkulasi apakah gagasan yang ditawarkan ini meskipun dia belum berbentuk visi misi hanya orasi-orasi yang dilakukan, itu nanti mampu direalisasikan. Itu yang harus diperhatikan, bukan konsernya”, kata Prof. Dr. Selamet.
Prof. Dr. Slamet juga menekankan pentingnya keseimbangan antara menarik perhatian publik dan menyampaikan pesan-pesan politik yang bermakna.
pandangan ini mencerminkan harapan agar pemilihan gubernur Sulawesi Tengah 2024 dapat menjadi ajang bagi pemilih untuk membuat keputusan yang berdasar pada informasi yang jelas dan relevan, bukan sekadar hiburan sesaat.