Scroll untuk baca artikel
PolitikSosok dan Selebriti

Ramai Ganjar Deklarasi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Berarti Kritikus

×

Ramai Ganjar Deklarasi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Berarti Kritikus

Sebarkan artikel ini
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko(Kompas.com / Novan Astono)
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko(Kompas.com / Novan Astono)

JAKARTA, UPDATE HARIAN — Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko merespons eks capres Ganjar Pranowo yang menyatakan akan menjadi oposisi ketika Prabowo-Gibran menjalankan pemerintahan. Menurut dia, seorang individu tidak bisa disebut sebagai oposisi, melainkan cuma kritikus.

“Pernyataannya oposisi itu saya pikir itu kan urusan partai, kalau individu itu bukan oposisi, tapi kritikus. Yang bisa beroposisi partainya,” ujar Budiman dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Advertising
Contact Us

Budiman menjelaskan, jika sebuah partai yang menyatakan berada di luar pemerintahan, maka itu baru bisa disebut sebagai oposisi.

Eks kader PDI-P ini menegaskan seorang individu hanya menjadi kritikus, karena tidak bisa memengaruhi keputusan partai.

“Jika individu, misalnya ya, tentu saja itu sifatnya kritikus saja, tentu saja. Pernyataan partai, oposisi atau tidak kan keputusan rakernasnya, ketua umum atau sekjennya,” ucapnya.

Meski demikian, Budiman menegaskan Ganjar memiliki hak untuk bergabung atau tidak.

Dia menyebut seseorang tidak boleh dipaksakan untuk berada di dalam atau luar pemerintah.

Baca Juga  KPU Tojo Una-una Gelar 3 Kali Debat Paslon Pilkada 2024, Empat Kandidat Siap Beradu Visi dan Misi

“Kalau untuk keputusan tidak bergabung, tentu saja itu haknya beliau, haknya beliau. Tidak ada, tidak boleh, tidak ada yang apa namanya, memaksa, tidak ada boleh dipaksa juga begitu,” jelas Budiman.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan dirinya tak akan bergabung dalam pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Keputusan tersebut diungkapkan saat acara halal bihalal Lebaran di hadapan pengurus Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

Politikus PDI-P itu mengatakan, keputusannya untuk tidak bergabung dengan pemerintah bukan berarti tidak mencintai Indonesia.

Selain itu, Ganjar mengatakan, keputusan tersebut disampaikan untuk menghargai moralitas politik dan cara berpolitik di Indonesia yang menurutnya harus naik kelas.

“Dan semua sama-sama terhormat, tidak perlu saling mencibir. Karena mencibir kita yang paling benar adalah di jalur yang pas, apa itu? Jalur parlemen,” tegas Ganjar.