Scroll untuk baca artikel
Headline

Alasan Sebenarnya Pemukulan Kaca di RSUD Ampana Terungkap, Keluarga Pasien Bantah Klarifikasi Rumah sakit

×

Alasan Sebenarnya Pemukulan Kaca di RSUD Ampana Terungkap, Keluarga Pasien Bantah Klarifikasi Rumah sakit

Sebarkan artikel ini
Klarifikasi dari keluarga pasien pemukul kaca RSUD Ampana. FOTO: IST
Klarifikasi dari keluarga pasien pemukul kaca RSUD Ampana. FOTO: IST

Touna, UPDATEHARIAN.COM – Polemik terkait insiden pemukulan kaca di RSUD Ampana semakin meruncing setelah pihak rumah sakit mengeluarkan klarifikasi yang menyebutkan bahwa kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan sistem pendaftaran antrian online.

Dalam klarifikasinya, pihak rumah sakit menyebutkan bahwa insiden pemukulan kaca kemungkinan besar dipicu oleh pasien yang marah karena mendapatkan nomor antrian yang besar.

Advertising
Contact Us

Namun, pernyataan tersebut dibantah keras oleh keluarga pasien yang terlibat.menyebutkan bahwa itu tidak sesuai dengan kenyataan.

Kondisi kaca RSUD Ampana setelah dipukul. FOTO: IST
Kondisi kaca RSUD Ampana setelah dipukul FOTO IST

Istri pasien, yang hanya ingin disebutkan dengan inisial S, menyampaikan klarifikasinya melalui sambungan telepon menegaskan bahwa Awal kemarahan suaminya, yang berujung pada pemukulan kaca, justru dipicu oleh kerumitan sistem pendaftaran pengambilan nomor antrian yang mengharuskan pasien mendaftar melalui aplikasi Android. Padahal, suaminya tidak membawa ponsel saat tiba di rumah sakit,

“Saat pasien datang ke rumah sakit mengambil nomor antrian, sudah ada pengumuman di pintu dan tembok rumah sakit yang mengharuskan pasien menggunakan aplikasi Android untuk mendaftar. Ini yang membuat suami saya marah, apalagi pasien dalam kondisi mau berobat ” ungkap istri pasien pada Selasa (19/2/2025).

Baca Juga  Touna Seleksi Sekda Baru, 4 Calon berhasil lolos ke tahap Akhir

Selain itu, keluarga pasien juga menanggapi pernyataan pihak rumah sakit yang menyebut pasien rutin berobat di poli kesehatan jiwa. Mereka menegaskan bahwa kunjungan pasien ke poli jiwa tidak berarti pasien mengalami gangguan jiwa,

“Yang jelas, pasien pergi kontrol di rumah sakit di poli jiwa, bukan berarti pasien yang kontrol di poli jiwa langsung dianggap gila,” tegas istri pasien.

Istri pasien juga menyampaikan ketidakpuasannya terhadap keterangan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, khususnya dr. Ferly. Ia meminta agar pihak rumah sakit lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan kepada media terkait kondisi pasien, agar masalah ini tidak semakin rumit,

“Kami minta klarifikasi yang lebih jelas. Pasien tidak terima disebut gila, agar masalah ini tidak semakin besar,” tegas S.

Peristiwa ini juga memicu perbincangan ramai di media sosial, erutama di Facebook Akun Bernama Ewyn, di mana banyak netizen melayangkan komentar miring terkait pelayanan di RSUD Ampana.

Keluarga pasien berharap agar rumah sakit memberikan penjelasan yang lebih jelas dan profesional terkait insiden ini untuk menghindari kesalahpahaman yang semakin berkembang.